
Sleman, 30 Oktober 2025 — SMK Negeri 2 Depok, Sleman kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan pembelajaran berbasis dunia kerja melalui kegiatan Sosialisasi dan Penyamaan Persepsi Program Bantuan Teaching Factory (TEFA) Skema Kolaborasi Tahun 2025. Acara ini dilaksanakan di ruang Nakula Sadewa dan dihadiri oleh berbagai pihak yang berperan penting dalam pelaksanaan program, mulai dari Balai Pendidikan Menengah Sleman, mitra industri, perwakilan komite, hingga guru serta karyawan.
Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam menyatukan visi dan pemahaman antara pihak sekolah dan mitra industri mengenai pelaksanaan Teaching Factory yang berorientasi pada kolaborasi nyata di dunia kerja. Melalui program bantuan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, SMK Negeri 2 Depok terpilih sebagai salah satu penerima Program TEFA Skema Kolaborasi Tahun 2025.
Dalam sambutannya, Ketua Komite SMK Negeri 2 Depok, Prof. Suyanta menyampaikan bahwa implementasi Teaching Factory merupakan bagian dari upaya sekolah untuk mewujudkan pembelajaran yang kontekstual, produktif, dan selaras dengan kebutuhan industri.
“Kami tidak hanya ingin siswa belajar di kelas, tetapi juga merasakan langsung atmosfer dunia kerja melalui proses produksi dan layanan nyata. Melalui skema kolaborasi ini, industri tidak hanya menjadi mitra, tetapi bagian dari ekosistem pembelajaran itu sendiri,” ujar beliau.
Selama kegiatan berlangsung, Direktur Utama PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri (YPTI), Petrus Tedja Hapsoro, sebagai narasumber memberikan pemaparan mengenai pentingnya TEFA di SMK, serta langkah-langkah strategis agar implementasi TEFA dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.
Plt. Kepala Balai Pendidikan Menengah Sleman, Rudi Prakanto, menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan dunia industri yang nantinya akan meningkatkan soft skill dan hard skill siswa dalam dunia kerja."
“Melalui Teaching Factory, kami berharap terbentuk soft skill dan hard skill siswa berdasarkan standar industri di tengah tantangan-tantangan yang terjadi di dunia kerja,” jelasnya.
Pimpinan Yayasan Setya Karya Karanganyar, Sutimin, menambahkan bahwa perlu adanya sinergi antar semua aspek di satuan pendidikan untuk mewujudkan teaching factory yang dapat menghasilkan para lulusan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.
Program Teaching Factory Skema Kolaborasi Tahun 2025 diharapkan dapat menghasilkan lulusan SMK yang kompeten, adaptif terhadap perkembangan teknologi, serta siap bersaing di dunia kerja maupun dunia usaha. Dengan dukungan dari mitra industri dan seluruh warga sekolah, SMK Negeri 2 Depok optimis mampu menjadi contoh penerapan link and match yang efektif di lingkungan pendidikan vokasi.
Acara diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai simbol komitmen bersama antara sekolah, mitra industri, dan pemangku kepentingan lainnya dalam mewujudkan Teaching Factory yang inovatif dan berdaya saing.
Komentar (0)